An ode to the morn
- Sunday, July 17, 2011
- Write comment
I was the lonely one.
Sleeping through echoes, the endless lark,
the moldy solitude, lonely sine qua non,
unlit candles, and shriven heart,
the long silence, and requiem's dark.
I woke to sunlight, the warmth of morn,
technicolor tales, of futures borne,
to taste, to crave, to live, to want,
to chase, to give, to feel, to find.
I am the lucky one.
*Dedicated to all my family and friends who have made my life all the more fun
Penyair Tua (Kata-kata buat Pak Samad)
- Saturday, July 16, 2011
- Write comment
Penyair tua rundung kelu,
di depan penguasa tongkat dagu.
Apa salah apa dosa,
diheret runtun di caci cerca.
Penyair tua dikerah pergi,
lidah bergari dikasi hati.
Rambut putihnya tidak diendah,
tulisan indah dituduh terjah.
Penyair tua cuba dibisu,
karya digarap dikata melulu.
Tutur nurani diadu domba,
luahan rakyat dikata dusta.
Penyair tua takkan dilupa,
idola gerombolan muda peka.
Biar dicalit diomong noda,
Intan dan kaca terang berbeda.
Penyair tua bagai sangkakala,
penanda kiamat jahiliah minda.
Syairnya enak intinya sasa,
pemangkin tuju penyair muda!
di depan penguasa tongkat dagu.
Apa salah apa dosa,
diheret runtun di caci cerca.
Penyair tua dikerah pergi,
lidah bergari dikasi hati.
Rambut putihnya tidak diendah,
tulisan indah dituduh terjah.
Penyair tua cuba dibisu,
karya digarap dikata melulu.
Tutur nurani diadu domba,
luahan rakyat dikata dusta.
Penyair tua takkan dilupa,
idola gerombolan muda peka.
Biar dicalit diomong noda,
Intan dan kaca terang berbeda.
Penyair tua bagai sangkakala,
penanda kiamat jahiliah minda.
Syairnya enak intinya sasa,
pemangkin tuju penyair muda!
Subscribe to:
Posts (Atom)